Senin, 18 Januari 2016

Bunga (flos)

PENGERTIAN BUNGA (FLOS)

Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Bunga merupakan modifikasi dari daun dan batang, dan berkembang dari pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi daun-daun yang sangat rapat. Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.
Pada ujung ranting tersebut ada bagian yang membengkak yang disebut dasar bunga (receptaculum) dan dibawahnya terdapat tangkai bunga (pedicle). Pada dasar tangkai bunga terdapat daun pelindung (braktea). Bila daun pelindung itu terdapat pada tangkai bunga dan melindungi seluruh perbungaan disebut dengan seludang bunga (spatha). Sedangkan daun pelindung untuk setiap anak bunga disebut brakteola.
Bunga yang biasanya terdapat di ujung-ujung cabang atau batang disebut bunga terminalis dan ada juga yang terdapat pada ketiak daun disebut dengan bunga axilaris.

A.   Fungsi bunga
            Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
            Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.

B.   Bagian-bagian bunga
1.    Dasar Bunga (receptaculum)
Dasar bunga (receptaculum) merupakan ujung tangkai bunga tempat melekatnya bagian-bagian bunga seperti calyx, corola, stamen, dan ovarium. Dasar bunga biasanya berukuran kecil dan letak perhiasan bunga merapat pada dasar bunga dengan ruas yang pendek sekali.
Dasar bunga dapat megalami perkembangan sebagai berikut:
a.    Hipantium (hipanthium). Jika dasar bunga berbentuk seperti cangkir atau tabung. Calyx, corola, dan stamen melekat di tepinya. Contoh pada bunga ros.

b.    Torus. Dasar bunga berbentuk kuba yang tinggi dan bakal buah melekat di sisi-sisinya. Contoh pada Passifloraceae.
c.    Antofor (anthophore). Jika ruas dasar bunga diantara kelopak dan bagian lain dari bunga menjadi panjang. Contoh pada bunga anyelir.
d.    Androginofor (androgynophore). Jika dasar bunga memanjang diantara hiasan            bunga dan mendukung benang sari serta putik. Contoh pada Passiflora.
e.    
Androfor (androphore). Jika sumbu dasar bunga memanjang di antara hiasan bunga dan mendukung benang sari, ditemukan pada bunga jantan seperti pada Myristica corticosa.
f.     Ginofor (gynophore). Jika sumbu dasar memanjang dan mendukung putik.     Seperti pada bunga cempaka.

g.    Discus atau cakram (discus). Tonjolan yang tumbuh di dasar bunga. Diskus seringkali menghasilkan sekret. Diskus bisa berbentuk tipis dan tak mencolok serta melapisi bagian dalam hipantium. Namun ada pula diskus yang membentuk dasar yang tebal bagi bakal buah, dan bisa berkembang berbentuk cincin, bantal, atau struktur yang terbagi-bagi.

Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga dibandingkan dengan putik:
a.    Hipoginus, hiasan bunga lebih rendah dari kedudukan putik.
b.    Periginus, jika perhiasan bunga sama tinggi dengan putik atau sedikit lebih tinggi. Contohnya pada bunga bungur.
c.    Epiginus, jika perjiasan bunga lebih tinggi dari putik atau putik tenggelam pada dasar bunga. Cotoh pada bunga kaki kuda
2.    Kelopak (calyx)
Kelopak merupakan daun-daun hiasan bunga yang terletak pada lingkaran bunga paling luar. Kelopak tersusun dari daun-daun kelopak (sepala) yang mempunyai sifat:
1.    berlekatan (gamosepalus)
2.    berbagi (paritus)
3.    bercangap (fissus)
4.    berlekuk(labotus)
5.    lepas dan bebas (polysepalus)
6.    beraturan atau aktinomorf
7.    setangkup tunggal atau zigomorf

3.    Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk (petala), menunjukkan sifat yang berbeda-beda pula:
a.    Berlekatan (sympetal, gamopetalus, atau monopetalus)
b.    Lepas atau bebas (choriopetalus, dialypetalus, atau polypetalus). 
Dalam hal ini, setiap daun tajuk dapat dibedakan :
1)    Kuku daun tajuk
2)    Helaian daun tajuk

Tajuk bunga bentuknya bermacam-macam, dan berdasarkan simetri bunga dapat dibedakan:
a.    Beraturan (regularis). Bila tajuk bunga dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama atau setangkup dengan beberapa cara , meliputi bentuk-bentuk bintang, tabung, terompet, mangkuk, corong.
b.    Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetris. Jika tajuk bunga hanya dapat dibagi menjadi dua bagian yang setangkup dengan satu cara, seperti pada bunga yang bertaji, berbibir, seperti kupu-kupu, bertopeng atau berkedok, pita.

4.    Tenda Bunga
Tenda bunga adalah hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan antara kelopak dan tajuk bunganya. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga disebut daun tenda bunga (tepala).
Menurut bentuk dan dan warnanya, tenda bunga dapat dibedakan:
a.    Serupa kelopak (calycinus)
b.    Serupa tajuk (corollinus)

5.    Benang Sari (Stamen)
Benang sari adalah alat kelamin jantan. Pada benang sari dapa dibedakan 3 bagian yaitu: tangkai sari (filamentum), kepala sari (anrhera), dan penghubung benang sari (connectivum).
Duduk benang sari dapat dibedakan dalam 3 golongan:
a.    Duduk pada dasar bunga (thalamiflorae)
b.    Tampak seperti duduk di atas kelopak (calyciflorae)
c.    Tampak duduk di atas tajuk bunga (corolliflorae)

Jumlah benang sari umumnya dibedakan 3 golongan:
1.      Benang sari banyak atau lebih dari 20 benang sari
2.      Benang sari dua kali lipat jumlah tajuknya,biasanya tersusun dalam dua lingkaran                dan ada dua kemungkinan:
a.  diplostemon, pada lingkaran luar berseling dengan daun tajuk.
b.  obdiplostemon, pada lingkaran dalam berseling dengan daun tajuk.
3.      Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang, duduknya ada yang episepal (berhadapan dengan daun kelopak), dan ada yang epipetal (berhadapan dengan daun tajuk).

Berdasarkan panjangnya, benang sari dapat dibedakan:
a). Benang sari panjang dua (didynamus)
b). Benang sari panjang empat (tetradynamus)

Tangkai Sari( filanentum)
Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah di atas dasar bunga, namun ada pula yang bersatu:
a.    berbekas satu atau bertukal satu (monodelphus)
b.    berbekas dua atau bertukal dua (diadelphus)
c.    berbekas banyak atau bertukal banyak (polyadelphus).

Kepala Sari (anthera)
Daun kepala sari duduk pada tangkai sari bermacam-macam seperti: tegak (innatus), menempel (adnatus), dan bergoyang (vertasilis).
  PUTIK
Putik disusun oleh daun buah (carpellum), dan daun-daun sebagai keseluruhan yang menyusun putik dinamakan gynaecium. Putik merupakan alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel telur atau bakal biji (ovulum) yang akhirnya akan menjadi biji (semen).
Putik terdiri dari tiga bagian yaitu : kepala putik (stigma), tangkai putik (sylus), dan bakal buah ovarium)
Bakal buah (ovarium), menurut letaknya pada dasar bunga dapat dibedakan :
a.    Bakal buah menumpang (superus)
b.    Bakal buah setengah tenggelam (semi inferus)
c.    Bakal buah tenggelam (inferus)

Jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah :
a.    Beruang satu (inilocular)
b.    Beruang dua ( bilocularis)
c.    Beruangn tiga (trilocularis)
d.    Beruang banyak (multilocularis)

Tembuni adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji. Menurut letaknya tembuni dibedakan menjadi :
a.    Marginal (marginalis). Letaknya pada tepi daun buah 
b.    Laminal (laminalis), letaknya pada helaian tepi daun buah 

Untuk bakal buah yang hanya satu ruang maka letak tembuninya adalah :
1)    Parietal (parietalis), yaitu hanya pada dinding daun buah yang dapat pula dibedakan 
-       pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
-       pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2)    Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau diporos
3)    Aksilar (axilaris), yaitu di sudut tengah.

Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara yang berbeda-beda. Bagian-bagian bakal biji dapat dibedakan menjadi :
a.    Kulit bakal biji (integumentum)
b.    Badan bakal biji atau nuselus ( nucellus)
c.    Kandang lembaga (saccus embryonalis), yang mengandung sel telur (ovum)
d.    Liang bakal biji (micropyle)
e.    Tali pusar (funiculus)

Tata letak bakal biji pada tembuni
a.    Tegak (antropus)
b.    Mengengguk (anatropus)
c.    Bengkoko (compilotropus) atau disebut juga mengangguk 
d.    Melipat (comptotropus)

Kepala putik (Stigma)
Bentuk kepala putik beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara penyerbukan pada bunga 
a.    Seperti benang, pada bunga jagung 
b.    Seperti bulu ayam, pada bunga padi
c.    Seperti bulu-bulu, pada kecipir
d.    Bulat, pada jeruk 
e.    Bermacam bentuk lain, seperti bentuk bibir, cawan, serupa daun mahkota 

Tangkai kepala putik (stylus)
Tangkai putik biasanya berbentuk buluh yang di dalamnya berongga. Stylus ada yang panjang dan ada yang pendek bahkan ada yang tidak mempunyai stylus (sangat pendek sekali), ada yang bercabang dan ada yang tidak, tapi ujung yang bercabang mendukung stigma. 


C. Macam-macam bunga
1.    Bunga lengkap, yaitu bunga yang mempunyai sepal, petal, stamen, dan pistilum. Bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memliki salah satu atau lebih bagian-bagian tersebut.
2.    Bunga banci (bisexual), yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan betina. Sedangkan bunga yang hanya memiliki salah satunya disebut bunga unisexual : bunga jantan (flos maskulus), dan bunga betina (flos femineus).
3.    Bunga mandul, yaitu bunga yang tidak memiliki alat kelamin. Seperti bunga pita pada bunga matahari.
4.    Bunga yang mengalami adnasi adalah bunga yang memiliki bagian-bagian yang menyatu.

  Sepal atau petal
Jika sepal berlekatan dengan sepal yang lain disebut sinsepal, yang akan membentuk tabung kaliks atau bersatu pada pangkalnya saja. Bila petalnya terpisah satu sama lain disebut koriopetal.

Stamen
Bila semua stamen menyatu pangkal  sarinya sehingga berbentuk tabung da menjadi berbekas satu disebut monodelphous. Bila berbekas dua disebut diadelphous, dan bila berbekas banyak disebut polydelphous.
Karpel
Bila semua karpel menyatu sehingga pada tepinya terdapat singkap, maka pistilum berstruktur majemuk. Bila karpel menyatu di tepi-tepinya maka tidak akan terdapat sekat di dalam ruang ovarium.

Adnasi
Adnasi yang terjadi antara sepal dan petal akan membentuk tabung perianthium. Pada adnasi antara sepal dan stamen, petal tidak ada sehingga tangkai sari melekat pada tabung kaliks.

Berdasarkan alat kelamin bunga yang terdapat pada satu tumbuhan, maka tumbuhan dapat dibedakan mejadi:
1.    Berumah satu (monoecus/monoecious), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina dalam satu individu.
2.    Berumah dua (dioecus/dioecious), jika bunga jantan dan bunga betina terletak pada individu berbeda.
3.    Poligami (polygamus), jika suatu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci seperti pada pepaya. Ada beberapa macam sifat poligami:
a.    Gynodeoecus, jika pada satu individu hanya terdapat bunga betina saja, sedangkan pada individu lain bunga banci. Contoh pada Labiate.
b.    Androdeiocus, jika pada satu individu terdapat bunga jantan saja sedangkan pada individu lain tedapat bunga banci. Contoh pada Dyras octopelata.
c.    Monoeco-polygamus, jika pada satu ndividu terdapat bunga jantan, betina, dan banci bersama-sama. Contoh pada pepaya.
d.    Gynomonoecus, jika pada satu individu terdapat bunga betina dan bunga banci bersama-sama.
e.    Trioecus atau trioeco-polygamus, jika bunga jantan, betina, dan banci terpisah pada individu yang berlainan.

D.  Diagram Dan Rumus Bunga
Diagram bunga
Adalah suatu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya, atau lebih jelasya sebagai berikut :
1.    Suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian binga yang dipotong melintang (yaitu daun kelopak, tajuk, benang sari dan putik)
2.    Suatu gambar yang bersifat skematis atau suatu peta skematis dari bunga

Gambar dari suatu diagram bunga harus memperhatikan hal :
1.    Letak bunga (terminalis atau axilaris)
2.    Lingkaran bagian-bagian bunga yang disebut lingkaran Consentris

Kemudian dalam menggambarkan bagian-bagian bunganya harus diperhatikan mengenai :
1.    Jumlah masing-masing bagian bunga
2.    Susunan terhadap sesamanya, umpama susunan sesama sepal dan lain-lain
3.    Susunan terhadap bagian-bagian bunga yang satu dengan yang lain, seperti antara sepal terhadap petal atau stamen terhadap corolla dan lain-lain.
4.    Letak bagian-bagian bugna terhadap bidang median
Dalam menggambarkan penampang melintang setiap bagian bunga harus saling berbeda bisanya dengan bentuk-bentuk tertentu seperti braktea dengan bentuk segitiga. Kaliks berbentuk bulan sabit yang hampir sama dengan corolla tapi bias dibedakan dengan memberi warna gelap pada kaliks dan punya sudut ditengahnya. Untuk stamen bentuk angkan 8 (atau bentuk dari anteranya) dan putik bentuk bundar harus sesuai dengan jumlah karpel, ruang dan ovulnya.
Mengenai diagram bunga ada 2 macam: 
1.    Diagram bunga empirik, dimana yang digambarkan adalah bagian-bagian yang benar ada.
2.    Diagram teoritik, selain bagian bunga yang benar ada juga dicantumkan  bagian-bagian yang sudah tereduksi dan simbolnya biasanya bentuk bintang atau tanda silang.


Rumus Bunga
Yaitu susunan yang dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri dari lambang-lambang huruf dan angka.
a.    Lambang yang dipakai memberitahukan sifat bunga mengenai simetris dan jenis kelamin bunga.
    Actinomorphous : * ; zygomorphous :     , berkelamin jantan : ♂ :
      Berkelamin betina : ♀; banci : ♀
b.    Huruf yang dipakai untuk singkatan nama bagian-bagian bunga :
Kelopak           : K (singkatan dari kaliks)
Tajuk               : C ( singkatan dari Corola)
Benang sari     : A (singkatan dari Abdsoecium)
Tenda              : P ( singkatan dari Perigonium)
c.    Angka-angka diletakkan dibelakang huruf menunjukkan jumlah masing-masing bagian, umpamanya : kaliks mempunyai 3 sepal : K3
d.    Cara untuk menyatakan keadaan lain-lain seperti contoh ;
Corolla 6 dalam 2 lingkaran : C3 + 3
Stamen berlekatan pada corola :[C5, A(…)]
Duduk bakal buah menumpang : G (3), kalau terbenam G (3)
Daun kelopak berbentuk tabung : K (5)
Contoh : ♀ K (5) [C 3+3, A6] G (3)

Aestifasi
Aestifasi merupakan tata letak daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya. Variasi susunan daun kelopak dan mahkota antara lain sebagai berikut:
1.    Terbuka (aperta), jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak bersentuhan sama sekali.
2.    Berkatup (valvata), jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak bertemu (bersentuhan) tapi tidak berlekatan.
3.    Berkatup dengan tepi melipat kedalam (induplicativa).
4.    Berkatup dengan tepi melipat keluar (reduplicativa)
5.    Menyirap (impricata), tepi saling menutup seperti genting. Susunan yang saling menutupi ini dapat dibedakan sbb:
a)    yang terpuntir satu arah (convulata)
b)    mengikuti rumus 2/5 (quniacuncialis)
c)    coclearis (koklearis), jika daun mahkota atau kelopak satu di dalam dan satu di luar. 

Simetri bunga
Bidang simetri pada bunga merupakan bidang vertikal yang membelah bunga dalam berbagai arah sehingga terbagi menjadi dua bagian yang sebangun.
Ada tiga tipe simetri, yaitu:
a.    Radial simetri (achriomorphus).
      Bunga dibelah oleh sebuah bidang simetri dalam 3 atau 6 jurusan dan setiap kali akan menjadi dua bagian yang sama dan sebangun. Contoh bunga lili
b.    Bilateral simetri (zygomorphus)
      Bunga dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan yang sama dan sebangun.
c.    Asimetri (asymetrus), dimana suatu bunga yang tidak dapat dibagi sama sekali oleh bidang sinetri menjadi dua bagia yang sama atau setangkup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar